Wednesday 24 June 2009

Cintaku Sejati Meski Kau Tak Nyata


Cinta adalah bunga yang tumbuh tanpa bantuan musim, begitulah Kahlil Gibran menggambarkan keanggunan dan keunikan cinta. Seperti catatan hati seorang sobat miss purple ini.

Teman-temanku banyak yang tidak percaya, ketika aku mengatakan pada mereka bahwa aku sedang jatuh cinta pada teman chating yang tak pernah kutemui. Sebagian dari mereka menasehati agar aku berhati-hati, karena aku hanya mengenalnya lewat barisan kata-kata. Ketika itu friendster dan facebook belum lahir di dunia maya.

Namun aku mempercayainya. Aku yakin bahwa dia orang baik-baik dan semua yang diceritakannya padaku adalah apa adanya, tanpa rekayasa. Aku merasa nyaman bisa berbagi cerita dan pengalaman dengannya. Bahkan, aku lebih terbuka padanya daripada pada teman-temanku di 'dunia nyata'.

Aku tak pernah mengungkapkan perasaaanku kepadanya secara eksplisit. Aku takut tak berbalas. Cinta adalah hal yang rumit dan menyimpan hal serumit itu dalam hati mungkin saja bisa membuatku sakit. Tapi yang terjadi padaku justru sebaliknya, aku merasa bersemangat setiap harinya. Kusematkan cinta ini dalam untaian puisiku untuknya. Apakah dia mengerti? Semoga saja.

Aku berharap, aku bermimpi, aku berangan-angan suatu saat dia hadir dalam dunia nyataku. Tak terhitung berapa kali kami janjian bertemu, tapi entah kenapa semuanya gagal. Namun aku yakin bahwa rencana Tuhan selalu berakhir indah. Harapan adalah harta termewah yang kumiliki, karenanya kujaga harapan ini tetap bersinar.

Hingga detik ini, tujuh tahun berlalu sejak perkenalan, kami belum pernah bertatap muka secara langsung. Meski demikian, hubungan kami di dunia maya tetap berlanjut.

Beberapa waktu yang lalu, aku melihat profilnya di Facebook. Ada beberapa fotonya bersanding dengan seorang perempuan cantik. Oh, siapakah perempuan beruntung itu yang dipilihnya sebagai kekasih hati? Aku cemburu, tentu saja. Namun yang dapat kulakukan hanyalah menelan realita sepahit apapun itu.

Dan cinta yang telah merekah ini, haruskah kuremukkan dalam jemariku? Atau kubiarkan ia tetap utuh bersama detak nadiku?



0 comments: